BROT

Bimbingan Rohani Online

BROT MINGGU, 4 NOVEMBER 2018 - HARI MINGGU BIASA XXXI

Blog Single

Bacaan Injil: Mrk. 12:28b-34

(28) Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: Hukum manakah yang paling utama? (29) Jawab Yesus: Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. (30) Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. (31) Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini. (32) Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. (33) Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan. (34) Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah! Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

Sumber : http://www.imankatolik.or.id/kalender.php

Homili:

Kekuatan Cinta

Dalam cinta yang mendalam,perbuatan menggenapi apa yang dikatakan.Apa yang dikatakan dalam cinta,itu juga yang akan dilakukan dengan sekuat tenaga.- Romo Antonius Danang Bramasti SJ

Teman-teman yang terkasih,

Cinta itu dinyatakan lebih pada perbuatan daripada perkataan, begitulah kata St. Ignatius Loyola, pendiri Serikat Yesus. Pernyataan ini adalah turunan dari perintah Musa yang diingatkan kembali oleh Yesus: Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu, dan dengan segenap kekuatanmu. Yesus kemudian menambahkan:

Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Siapakah dari antara kita yang tidak pernah mencintai orang lain? Pertanyaan ini lebih dari sekedar siapa yang tidak pernah jatuh cinta tetapi sungguh persoalan mencintai orang lain, siapapun itu. Saya yakin anda semua pasti pernah mencintai atau senantiasa mencintai orang lain. Hanya saja mungkin kita kurang menyadari bahwa itulah yang disebut cinta. Lalu, apakah tanda-tanda seseorang memiliki cinta?

Pertanyaan tersebut berlaku untuk siapa saja, bukan sekedar relasi suami istri atau yang sedang berpacaran. Pertanyaan itu mencakup relasi antara sesama manusia dan bahkan sesama ciptaan Tuhan seperti hewan, tumbuhan, juga air, tanah, dan udara. Oleh karena itu tanda-tanda orang yang memiliki cinta juga terlihat dari bagaimana seseorang berelasi dengan sesama ciptaan. Suatu ketika, saat saya masih frater, saya mendapat tugas masak untuk komuntias frateran. Saya kemudian mempelajari resep khas masakan Jawa dan masak sesuai resep. Ternyata hasilnya mengecewakan. Rasa masakan tidak enak. Namun demikian saya tetap menyajikannya untuk makan siang. Ketika para frater makan, mereka menunjukkan wajah aneh yang mengindikasikan bahwa makanannya tidak enak.

Lalu giliran Romo Sunarko mengambil makanan dan ia menyantapnya dengan lahap. Kemudian sayatanya, Gimana rasanya romo? Itu saya yang masak. Lalu ia menjawab, Apapun yang kamu masak, enak buat saya. Jawaban itu sungguh mengejutkan buat saya. Ia tidak mau mengecewakan saya yang sudah berjerih payah memasak dan juga tidak mau mempermalukan saya di depan umum. Menurut saya, Romo Sunarko memiliki cinta yang sangat besar pada sesamanya. Kelak ia menjadi Uskup Purwokerto. Bagi saya hal itu tidak mengherankan karena ia memang memiliki kualitas sebagai uskup, yaitu pribadi yang penuh cinta.

Ada lagi contoh yang menarik tentang kedalaman cinta. Seorang bapak dengan perawakan tinggi besar, kumis melintang, namun saat itu ia mengenakan baju warna merah muda dengan motif bunga berwarna merah menyala. Teman-temannya menertawakan bapak itu dan mengejeknya. Bahkan ada yang menyuruh ganti baju. Tetapi bapak itu dengan tenang dan bangga mengatakan, Ini pemberian dari istriku. Teman-tean yang terkasih, dapat dipastikan bahwa bapak itu sangat mencitai istrinya. Walaupun ia diejek temannya terkait baju itu, tetapi ia tetap bangga memakai baju itu karena baju itu pemberian dari istrinya yang tentu sangat ia cintai.

Teman-taman yang terkasih, Cinta memang lebih pada perbuatan daripada kata-kata namun bukan berarti cinta tak perlu kata- kata. Dalam cinta yang mendalam, perbuatan menggenapi apa yang dikatakan. Apa yang dikatakan dalam cinta, itu juga yang akan dilakukan dengan sekuat tenaga. Janganlah kita mendasarkan cinta pada rasa perasaan semata. Rasa perasaan datang dan pergi silih berganti, terkadang kangen terkadang benci dan hal itu bisa terjadi tanpa alasan. Gawat betul jika kita meletakkan cinta pada rasa perasaa semata karena akan mudah goyah dan itu melelahkan. Letakanlah cinta pada dasar yang kuat yaitu tekad dan semangat. Jika anda sudah menetapkan dirimu sebagai pelajar maka wujudkanlah ketetapanmu dengan tekad dan semangat yang kuat. Sebagai pelajar, yakinlah bahwa kehendak Tuhan bagimu adalah belajar. Wujudkanlah juga kehendak Tuhan itu dengan tekad dan semangat yang kuat. Itulah tanda cintamu pada Tuhan dan pada siapapun yang mendukungmu sebagai pelajar. Cinta yang tak kalah oleh rasa perasaan seperti bosan, lelah, bahkan mungkin putus asa. Jadikanlah ketetapanmu itu sebagai komitmen diri yang kuat. Dengan demikian cinta adalah komitmen yang mendalam, yang sanggup mengatasi rasa perasaan. Teman-teman yang terkasih, Jika komitmen sudah ditetapkan berlandaskan cinta maka cinta akan berubah menjadi kekuatan yang sangat dahsyat. Pada tanggal 3 November lalu, lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan, merebut medali emas kelas 61 kg sekaligus memecahkan rekor pada kejuaraan dunia angkat besi di Ashgabat, Turkmenistan. Cinta menjelma menjadi kekuatan yang dahsyat. Eko melakukan latihan yang sangat keras dan dengan disiplin tinggi, apalagi ia harus menurunkan berat badannya agar sesuai dengan kelas yang dipertandingkan. Dengan usia yang tak lagi muda dan sederet riwayat cedera, Eko membuktikan diri bahwa tidak ada hasil yang mengkhianati usaha. Ia punya komitmen yang kuat untuk berlatih dan ia setia menjalani komitmen itu dan berakhir bahagia.

Cinta akan membuat kita setia. Tanpa cinta tak mungkin orang dapat setia. Setia membawa bahagia dan tak setia membuat kita merana. Kisah Eko meraih gelar juara dunia sekaligus memecahkan rekor dunia adalah kisah seseorang yang memegang komitmen dan setia menjalankannya. Itu semua karena cinta. Cinta pada olah raga angkat besi, cinta pada bangsa, cinta pada keluarga, dan cinta pada Tuhan.

Teman-teman yang terkasih, Cinta adalah kata kerja yang perlu dikerjakan. Untuk dapat mengasihi Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu, dan dengan segenap kekuatanmu, kita perlu latihan yang keras dengan penuh kedisplinan. Tanpa perjuangan yang keras dan disiplin, cinta dapat luntur dan bahkan hilang tanpa bekas. Mungkin awalnya seseorang pernah mencintai namun sekarang terlupakan sama sekali karena tak pernah diperjuangkan.

Oleh karena itu, teman-teman yang terkasih, perjuangkanlah cinta. Untuk saat ini, anda sebagai pelajar, cintailah apa yang anda pelajari. Mungkin awalnya agak sulit, namun dengan cinta yang mendalam, anda akan mendapatkan hasil yang sangat baik. Atau mungkin awalnya tidak suka dengan apa yang anda pelajari, namun dengan ketekunan maka anda akan merasakan kekuatan cinta. Demikian kuatnya cinta sehingga Santo Agustius mengatakan, Cintailah, maka kamu dapat melakukan apapun.

Salam,

Profil Penulis