BROT MINGGU, 2 DESEMBER 2018 - HARI MINGGU ADVEN I
Bacaan Injil: Luk. 21:25-28,34-36
(25) Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. (26) Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. (27) Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. (28) Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat. (34) Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. (35) Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. (36) Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.
Sumber : http://www.imankatolik.or.id/kalender.php
Homili:
Masa Penantian
Kegagalan kita dalam merefleksikan masa lalu dapat berakibat fatal pada situasi kita dimasa yang akan datang. - Romo Antonius Danang Bramasti SJ
Teman-teman yang terkasih,
Kita memasuki Minggu Adven yang pertama. Masa Adven adalah masa penantian. Kita menantikan kehadiran Yesus sang Juru Selamat. Bagaimana kita memaknai masa penantian ini?
Teman-teman tentu pernah menantikan atau menunggu sesuatu. Bagaimana perasaan anda ketika menunggu? Ada yang menjawab: tergantung pada apa yang kita tunggu. Apa yang kita tunggu itu akan menentukan situasi diri kita. Apakah benar demikian? Mari kita lihat beberapa kasus dalam soal menunggu atau menanti.
PENANTIAN DAN HARAPAN
Pada 26 November lalu, NASA sukses mendaratkan pesawat (yang disebut Insight), di planet Mars. Saat pesawat Insight mendarat di Mars, sontak para kru di NASA bersorak kegirangan. Mereka telah menunggu bertahun-tahun untuk dapat melaksanakan hal ini.
Memang Insight bukan pesawat NASA pertama yang mendarat di planet Mars karena ini adalah misi yang ke 21 menuju ke Mars. Dari 21 misi ke Mars, tidak sampai separuh yang berhasil mendarat di Mars. Dan pesawat ini adalah salah satu yang paling canggih yang pernah dibuat oleh NASA dan berhasil mendarat di Mars.
Ini merupakan masa penantian yang panjang dan berbuah manis. Mengapa? Karena pada saat menunggu peristiwa ini terjadi, mereka bekerja keras, memperbaiki kesalahan masa lalu,dan tak kenal lelah berjuang meraih masa depan yang gilang gemilang.
Ada hal yang menarik saat Insight akan mendarat di Mars. Pesawat ini memilki kecepatan 21.000 km per jam. Menempuh jarak 548 juta Km dalam waktu 7 bulan dari Bumi ke Mars. Saat hendak mendarat pesawat ini memasuki atmosfir Mars dan membuat gesekan hebat yang menimbulkan panas yang tinggi, 15.000 C. Saat itu, tinggal butuh waktu 7 menit bagi Insight untuk sampai di Mars. Namun ini adalah 7 menit yang paling menegangkan karena pada saat itu para kru NASA hanya menunggu dan tidak dapat berbuat apa-apa. Bahkan saat-saat itu disebut sebagai 7 minute of teror.
Dalam masa 7 menit itu, mereka sungguh hanya dapat menunggu karena tidak dapat berbuat apa-apa sampai pesawat itu menyentuh tanah Mars. Mereka memang tidak dapat berbuat apa-apa namun mereka menanti dengan penuh harapan. Mengapa mereka punya harapan yang tinggi dalam masa penantian itu? Sebab mereka telah melakukan hal terbaik yang dapat mereka lakukan untuk sampai pada masa penantian.
Jerih payah mereka terbayar, harapan mereka tergenapi karena mereka telah mempersiapkan semuanya dengan sangat baik. Dalam masa penantian, kita dapat memilki harapan yang tinggi untuk keberhasilan berdasarkan pada apa yang telah kita perbuat sebelumnya.
PENANTIAN DAN WAKTU
Teman-teman yang terkasih,
Dalam hidup sehari-hari kita memiliki pola yang sama dengan kisah pendaratan di Mars dalam hal menanti, yaitu belajar dari kesalahan masa lalu untuk meraih masa depan yang gilang gemilang.
Setelah sidang ujian Tugas Akhir, saya diminta menunggu di luar. Dosen penguji mengatakan, Silakan anda menunggu di luar, nanti setengah jam lagi kami panggil.Lalu saya menunggu di luar. Masa penantian setengah jam rasanya setahun sebab saya hanya dapat menunggu dan tak dapat berbuat apa-apa untuk mempengaruhi nilai saya. Tentu saja kualitas harapan dalam masa penantian ini, dimana saya tidak dapat berbuat apa-apa lagi, tergantung dari bagaimana saya melaksanakan ujian tadi, dan bagaimana saya dapat melaksanakan ujian tadi, tergantung dari bagaimana saya mempersiapkan ujian ini.
Dengan demikian, pada dasarnya hidup adalah masa penantian. Dan masa penantian tidak hanya fokus pada masa depan tetapi juga bagaimana kita memaknai saat ini dan mereflesikan masa lalu. Kegagalan kita dalam merefleksikan masa lalu dapat berakibat fatal pada situasi kita dimasa yang akan datang. Masa penantian selalu terkait dengan masa lalu, sekarang, dan mendatang.
PENANTIAN DAN PERTOBATAN
Teman-teman yang terkasih,
Masa penantian tidak hanya mengandung unsur harapan tetapi juga unsur pertobatan. Pertobatan adalah yang penting dalam meningkatkan kualitas harapan kita. Harapan yang berlandaskan pada jerih ayah dan bukan sekedar khayalan belaka.
Seorang mahasiswa, setalah ujian, berharap-harap cemas bahwa ia akan lulus. Ia cemas karena ia tidak optimal dalam belajar dan saat mengerjakan ujian, ia merasa ragu apakah jawabanna benar atau salah. Mahasiswa kedua, berharap dapat nilai A, karena ia telah belajar mati-matian dan mengerjakan ujian dengan mantap. Mahasiwa ketiga, berharap dapat nilai A+, padahal ia tidak belajar dan tidak dapat mengerjakan ujian.
Mahasiwa pertama memiliki harapan yang rendah karena ia sadar bahwa kurang berjerih payah. Mahasiswa kedua memiliki harapan tinggi karena ia telah berjerih payah, sedangkan mahasiswa ketiga hanya berkhayal. Itulah bedanya harapan dan khayalan.
Pertobatan tidak hanya pada mahasiswa pertama dan ketiga tetapi juga yang pertama. Mahasiwa petama dan ketiga jelas mereka harus merubah pola belajar mereka agar memiliki harapan yang tinggi. Sedangkan mahasiwa kedua, perlu memperbaiki diri terus menerus agar ia dapat terus memiliki harapan yang tinggi. Semua pertobatan mereka hendaknya tidak hanya berguna pada dirinya sendiri tetapi juga bagi banyak orang.
PENANTIAN: BERJAGA-JAGA DALAM DOA
Teman-teman yang terkasih,
Dlam Injil, Yesus mengatakan, berjaga-jagalah dalam doa. Masa penantian adalah masa dimana kita perlu berjaga-jaga. Bejaga-jaga dalam upaya dan jerih payah kita supaya kita tidak jatuh dan kehilangan harapan. Namun berjaga-jaga juga dengan doa sehingga kita tidak merasa bahwa semua ini adalah hasil jerih payah kita semata, namun menyadari bahwa ini adalah karya Tuhan.
Namun juga jangan hanya mengandalkan doa semata tanpa usaha. Seorang walikota membuat pernyataan yang terkesan religius (semoga hanya hoax). Ia mengatakan bahwa dalam menghadapi musim penghujan ini ia tidak mempersiapkan apa-apa untuk menghadapi banjir karena menurutnya banjir adalah takdir dari Tuhan. Maka yang ia lakukan hanyalah berdoa memohon kepada Tuhan agar tidak banjir. Hmmm.. nampaknya ada yang salah dalam pernyataan ini.
Berdoa memang penting namun jika tidak didukung oleh upaya kita tentu ini perbuatan yang tidak baik. Ia gagal paham soal doa. Iman tanpa perbuatan pada dasarnya adalah mati, begitu kata rasul Yakobus.
Lagipula, pada dasarnya, bekerja juga adalah doa. Ini bukan sekedar berdoa dan bekerja (Ora et Labora) tetapi bekerja itulah doa kita. St Ignatius Loyola menyebutnya Contemplativus in actione, atau memandang Tuhan dalam setiap kegiatan kita. Apa yang kita lakukan hendaknya merupakan doa. Artinya setiap pekerjaan yang kita lakukan hendaklah kita arahkan kepada Tuhan.
Salam,
Profil Penulis