BROT MINGGU, 25 NOVEMBER 2018 - HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM
Bacaan Injil: Why. 1:4-6,10,12-18; 2:26,28; 3:5,12,20-21 :
(4) Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya, (5) dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya? (6) dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.(10) Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,(12) Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.(13) Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. (14) Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api. (15) Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah.(16) Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.(17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,(18) dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.(26) Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa; (28) dan kepadanya akan Kukaruniakan bintang timur.(3:5) Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku
Sumber : http://www.imankatolik.or.id/kalender.php
Homili:
Raja Kasih Dan Kebenaran
Kasih dan kebenaran akan memerdekakan kamu - Romo Dr. Fidelis Waton SVD
Minggu terakhir dalam lingkaran tahun liturgi Gereja Katolik bernama hari Raya Yesus Kristus Raja Alam Semesta. Hari raya ini tergolong relatif muda dalam sejarah liturgi. Paus Pius Ke-11 memasukkan pesta ini ke dalam kalender liturgi pada 1925 di tengah fenomen tamatnya pelbagai kerajaan di Eropa pasca Perang Dunia Pertama. Perayaan ini hendak menempatkan peran strategis Yesus Kristus sebagai Raja atau pemimpin alam semesta.
Apakah Yesus sungguh seorang Raja? Kitab suci Perjanjian Baru hanya memberitakan pada dua tempat berkaitan dengan status Yesus sebagai Raja. Pada awal sejarah hidup Yesus diberitakan tentang kunjungan para Majus dari Timur. Mereka datang ke daerah Yudea untuk menyembah Raja yang baru lahir. Yang mereka jumpai bukannya pangeran yang dilahirkan di istana, melainkan bayi yang ada di palungan yang berasal dari keluarga sederhana dari Nazareth. Kondisi natalis-Nya yang primitif bahkan jorok dan tidak manusiawi sangat jauh dari gambaran kita tentang dunia istana dan para penghuninya.
Predikat Yesus sebagai Raja kelak muncul lagi ketika Ia disalibkan. Hakim yang mengeksekusinya, Pontius Pilatus menanyakan Yesus, apakah Ia seorang Raja. Apa yang dipertanyakan Pilatus kemudian ditulisnya pada salib Yesus berinisial INRI (Iesus Nazarenos Rex Iudaeorum – Yesus dari Nazareth Raja bangsa Yahudi). Yesus divonis mati oleh Pilatus secara politis karena Dia menyatakan Diri sebagai Raja. Pilatus memahami status Yesus sebagai Raja dalam artian politis. Yesus dianggap sebagai Raja tandingan untuk Kaiser Romawi yang berkuasa kala itu. Jalan keluarnya raja tandingan harus digusur. Yesus sendiri memahami predikat-Nya sebagai Raja dalam artian religius. Ia datang untuk membawa kasih dan kebenaran. Ia tidak mau merebut wilayah untuk kerajaan-Nya demikian. Wilayah yang hendak direbut Sang Raja ini adalah hati manusia. Ia mau memenangkan manusia untuk berjalan pada jalan-Nya yakni jalan kasih dan kebenaran.
Jalan kasih merupakan jalan baru yang dirintis Yesus dengan tiga sudut yakni kasih kepada Tuhan, sesama dan diri sendiri. Jalan ini bukan saja dikotbahkan Yesus melainkan dihidupi-Nya. Hidup-Nya merupakan pengejawantahan kasih yang diwartakan-Nya. Apa yang diwartakan-Nya adalah apa yang dihidupi-Nya. Barangsiapa yang mengikuti Raja yang satu ini, dia harus berjalan pada jalan cinta kasih. Cinta kasih ini jauh lebih penting ketimbang segala aturan dan upacara. Bagi Yesus, cara terpenting untuk memuji dan memuliakan Tuhan bukanlah dengan mengikuti segala perintah Tuhan atau setia menjalankan ritus-ritus keagamaan, melainkan dengan mengamalkan kasih. Ubi caritas et amor deus ibi est – di mana ada kebaikan dan kasih, di sana Tuhan hadir.
Identitas utama lainnya dari Raja Kristus adalah jalan kebenaran. Kebenaran berarti adanya keutuhan antara kata dan perbuatan. Hal ini sangat penting bagi kita di tengah dunia dewasa ini yang penuh dengan kebohongan (hoax). Sekian maraknya hoax acapkali membuat orang tidak sanggup lagi membedakan antara hoax dan yang benar. Mengikuti Raja yang satu ini berarti berani membela kebenaran dan hidup menurut kebenaran dan tidak membiarkan diri dikibuli dan dimanipulasi oleh iming-iming menarik yang penuh dengan kebohongan.
Berjalan pada jalan kebenaran berarti jujur dan sportif atau fair. Artinya kita berani mengatakan salah jika ada yang salah dan kita berani mengakui salah jika ada yang tidak beres.
Hari Raya Yesus Kristus Raja Alam Semesta kembali mengingatkan kita para pengikut Yesus akan jalan kasih dan kebenaran. Kiranya Raja kasih dan kebenaran tetap menuntun dan memimpin kita pada jalan kasih dan kebenaran. Kiranya Ia mengampuni kita jika kita membelot dari jalan kasih dan kebenaran. Kiranya kita selalu diantar-Nya kembali untuk berjalan pada jalan kasih dan kebenaran, karena hanya kasih dan kebenaran sejati yang memerdekakan, membebaskan dan menyelamatkan kita baik di dunia ini maupun di surga nanti. Amin.
Salam,
Profil Penulis