BROT

Bimbingan Rohani Online

BROT JUNI 2023

Blog Single

Siapa pun orangnya, entah rakyat kebanyakan atau kaum elit, entah masih muda atau sudah dewasa, kebanyakan merindukan suatu suasana yang nyaman, menyenangkan dan membahagiakan. Dengan kata lain, semua orang mendambakan suatu kebahagiaan. Masalahnya, kualitas atau jenis kebahagiaan mana yang ingin dikejar? Konsep kebahagiaan yang biasa dianut oleh kebanyakan orang adalah suatu suasana di mana orang sudah mapan dan mencapai suatu posisi yang tinggi, ditunjang dengan harta yang cukup banyak dan disenangi atau bahkan dikagumi oleh banyak orang. Dengan kata lain kebahagiaan manusiawi seperti itu lebih kental bobot dan sifat duniawinya.

Bagaimana kebahagiaan menurut ajaran TUHAN YESUS? Dalam perikop Injil hari ini, YESUS sengaja mengajarkan tentang kebahagiaan di atas bukit. Sebab, di atas bukit atau di tempat yang tinggi, dinilai sebagai suatu tempat yang dekat dengan ALLAH. Karena konsep atau ajaran-NYA itu dinilai sangat penting dan sakral maka YESUS memberikan ajaran ini kepada para murid-NYA di atas bukit. Ajaran YESUS itu lebih dikenal sebagai Sabda Bahagia.

Yang dipuja dan dikejar oleh dunia ternyata berbeda atau bahkan bertentangan secara diametral dengan nilai-nilai yang diajarkan YESUS. Kebahagiaan di dunia ini tercapai bila kita telah mampu hidup dalam kecukupan bahkan kelebihan harta yang ditunjang dengan kekuasaan dan jabatan yang tinggi dan kuat. Tetapi sebaliknya, YESUS mengajarkan kebahagiaan sejati diperoleh dengan jalan miskin di hadapan ALLAH, lemah lembut, lapar dan haus akan kebenaran, murah hati, suci hatinya, membawa damai dan berkorban atau dianiaya karena KRISTUS (lihat Mat.5: 2-12). Itulah ajaran pokok YESUS tentang kebahagiaan sejati.

Rasul Paulus dalam Bacaan Pertama memperkuat konsep kebahagiaan sejati itu dengan menekankan bahwa kebahagiaan sejati itu diperoleh dengan ikut ambil bagian dalam penderitaan KRISTUS. Atau dengan kata lain, kebahagiaan sejati dapat dinikmati setelah kita turut memikul Salib KRISTUS yang juga kita alami dalam salib kehidupan kita sehari hari.

Paulus sendiri banyak mengalami penderitaan tetapi ia masih sanggup memberikan penghiburan kepada orang yang menderita karena ia yakin bahwa ALLAH adalah Sumber segala Penghiburan, yang menghibur dirinya dalam segala penderitaan (lihat 2Kor.1: 3, 4). Dengan kata lain, ALLAH adalah juga Sumber Kebahagiaan sejati. Mengandalkan ALLAH pasti kita akan bahagia dan senantiasa mendapat penghiburan! Karena, kebahagiaan versi TUHAN itu bersifat permanen atau abadi dan memberikan ketenteraman dan kedamaian hati. Sementara kebahagiaan versi dunia itu lebih sementara sifatnya, tidak

berumur panjang serta kadang menimbulkan suatu keresahan hati, terlebih jika harta itu diperoleh lewat jalan yang bertentangan dengan hukum atau peraturan resmi. Pemazmur juga menegaskan: "Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada NYA (Mzm.34: 9). St Yohanes Paulus II dalam anjuran Apostolik Salvifici Doloris (Derita yang membawa keselamatan) mengatakan bahwa penderitaan itu ada

juga yang "salvific suffering". Penderitaan jangan hanya diartikan sebagai hukuman TUHAN, cobaan hidup atau pendidikan iman. Ada juga arti penyelamatan dari penderitaan orang baik. Dan ini sudah dibuktikan dalam kehidupan para Kudus di Sorga.

Bagaimana kita sendiri mengartikan kebahagiaan itu? Sebagai pengikut KRISTUS pegangan kita adalah Sabda TUHAN dalam Kitab Suci di samping ajaran Gereja Katolik dari khasanah kehidupan para Kudus serta ajaran atau anjuran Pimpinan Gereja kita. Sebagai pengikut-NYA yang hidup dalam zaman digital saat ini, kita dituntut untuk berani meninggalkan zona nyaman yang kita nikmati sampai saat ini. Semua ini untuk melawan arus dunia yang semakin

berwatak materialistik, hedonis dan lebih mementingkan pada ego masing-masing! Semua ini sering bertolak belakang dengan kebenaran iman kita. Jika

sudah demikian, beranikah kita melawan arus demi melaksanakan suatu yang benar, adil, jujur, bermartabat, menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan berguna untuk kebaikan atau kepentingan umum/bersama (Bonum commune)?

Doa:

Ya BAPA, turunkanlah ROH KUDUS-MU agar menerangi jalan hidupku dan menguatkan iman dan tekadku, sehingga aku berani melawan arus untuk menegakkan nilai-nilai kebahagiaan sejati demi Keluhuran dan Kemuliaan Nama-MU. Bunda Maria dan Bapa Yusuf, dekatkanlah aku pada YESUS Puteramu. Amin.