BROT

Bimbingan Rohani Online

BROT MINGGU, 28 FEBRUARI 2021 - Hari Minggu Prapaskah II

Blog Single

Mark 9: 2-10

DENGARKANLAH DIA

Petunjuk untuk Membuat Keputusan

Para sahabat yang terkasih,

Apakah anda pernah mengalami ketakutan sehingga anda melakukan atau memutuskan hal yang di luar konteks yang anda hadapi? Lalu apakah yang kemudian anda rasakan setelah keputusan itu diambil? Anda kemungkinan anda menyesal atau minimal malu tergantung skala peristiwa yang anda alami.

Dalam sebuah pesta yang cukup ramai, ada seorang perempuan yang tiba-tiba berteriak keras dan terdengar suara gelas yang pecah. Semua orang terkejut dan menoleh pada perempuan itu sambil bertanya apa gerangan yang terjadi. Ternyata ada seekor cicak yang lagi santai di dalam gelas minumannya. Perempuan itu karena terkejut dan takut melihat cicak maka ia otomatis berteriak dan melempar gelas itu.

Bagi para pengunjung pesta hal mungkin peristiwa yang sederhana sehingga banyak pengunjung yang kemudian tertawa. Namun demikian bagi perempuan yang takut sekali dengan cicak, hal itu menjadi perkara besar. Perempuan itu didorong oleh ketakutan besar sehingga bertindak di luar konteks yang ada di sekitarnya.

Para sahabat yang terkasih,

Kisah perempuan itu mungkin contoh sederhana sebuah keputusan yang spontan dilakukan karena ketakutan. Namun demikian ada hal yang dapat kita pelajari yaitu: Keputusan yang diambil berdasarakan karena ketakutan seringkali berdampak buruk pada diri kita sendiri dan bahkan juga bagi orang disekitar kita.

Oleh karena itu, jika anda berada dalam ketakutan, kesedihan, atau energi negatif lain maka janganlah mengambil keputusan besar apalagi yang mengikat kita untuk waktu yang lama. Upayakanlah untuk tenang terlebih dahulu, setelah itu ambillah keputusan.

Situasi seperti itu juga terjadi pada para murid yang ketakutan melihat Yesus berubah menjadi sangat berkilauan. Mereka tidak dapat berkata-kata dan bertindak sesuai situasi kemudian memutuskan untuk membua tenda, satu untuk Musa, satu untuk Elia, dan satu untuk Yesus. Keputusan tersebut tentu saja ‘ga nyambung’ dengan pesan yang akan disampaikan oleh Yesus yaitu kebangkitan dari antara orang mati yang harus didahului oleh penderitaan.

Ayat yang menggambarkan situasi ketakutan tersebut kemudian dilanjutkan dengan ayat yang berbunyi: Inilah Anak yang kukasihi, dengarkanlah Dia. Ayat ini menyambung situasi ketakutan yang dialami oleh para murid yaitu dalam ketakutan hendaklah dengarkanlah Dia, yaitu Tuhan Yesus.

Pesan yang ingin disampaikan oleh Yesus adalah tentang bangkit dari antara orang mati. Kemuliaan yang dilihat oleh para murid tersebut merupakan kebangkitan yang terjadi setelah kematian yang tragis. Tidak ada kebangkitan tanpa ada kematian dan kematian yang penuh penderitaan. Maka keputusan mendirikan tenda jelas keliru besar.

Namun demikian kemuliaan kebangkitan ini jangan diceritakan dahulu sebelum semuanya tergenapi yaitu sengsara, wafat, dan bangkit dari antara orang mati. Kisah tersebut pasti sulit diterima oleh akal dan lagi orang mungkin hanya ingin sampai pada kemuliaan tanpa harus melalui penderitaan salib.

Para sahabat yang terkasih,

Perikop ini mengajak kita untuk mendengarkan Dia, yaitu Tuhan Yesus sendiri, terutama saat kita berada dalam ketakutan dan tidak tahu harus berbuat apa. Jika kita khawatir dan gelisah akan hari esok, maka dengarkanlah Dia. Yesus bersabda, burung-burung di udara diberi makan oleh Tuhan. Bunga rumput yang sekarang mengembang dan esok sudah layupun didandani oleh Tuhan dengan sangat indah. Apalagi kita manusia pasti dijamin oleh Tuhan.

Atau, jika kita bingung apakah harus memaafkan orang yang telah menyakiti kita sedemikian dalam atau tidak, maka dengarkanlah Dia. Yesus bersabda, ampunilah sesamamu seperti Bapaku di surga mengampuni kamu.

Oleh karena itu para sahabat,

Marilah kita mohon rahmat dari Tuhan agar kita senantiasa mendengarkan Dia, yaitu sabda Yesus, agar keputusan yang kita ambil tidak berdaarkan pada ketakutan sehingga dapat memuliakan Tuhan. Amin.